Kamis, Mei 22, 2008

Kamis, Mei 22, 2008 - 1 comment

Pada Laut Hatiku Terpaut


Senin, 19 Mei 2008, Meski matahari menduduki waktu dhuha, hati ini sudah deg-degan. mestinya diz gak setakut ini. tapi kalo dipikir-pikir pergi ke tempat yang gak pernah diz kunjungi sendirian ngeri juga! Pare-pare, kesanalah kaki ini hendak melangkah meski tak bisa kutemukan sketsa petanya di memoriku tapi demi sebuah silaturahim akhirnya diberanikan juga (moga tercatat sebagai pahala).

masih takut melewati kota Barru, terpikir juga kira-kira kesasarkah aku nanti? tiba-tiba kemilau di tengah hamparan biru menguapkan kekhawatiranku. Laut. sudah berapa lamakah tak kujumpai? diri ini tiba-tiba terharu bukan hanya pada indah ciptaan Sang Terkasih ini tetapi kenangan yang mengikat hatiku padanya.

di sebuah rumah cukup besar, aku tinggal dan diasuh oleh nenek yang kupanggil mama dan kakek yang kupanggil Bapak (nah lho? entar aja jelasinnya). tepat 20 meter di depannya terhamparlah laut. laut yang bersih tempatku mandi-mandi sepulang mengaji dan selesai jika diteriakkan suara omelan bapak ato tante yang kadang plus tongkat ancaman.

Kota itu hampir sama dengan Pare-pare, berbatasan dengan laut dan gunung. yang berbeda mungkin jumlah penduduk yang minim dan tertinggal dalam hal teknologi dan pendidikan. tapi lautnya termasuk yang terindah di dunia. bayangin aja di jalur yang sama di sepanjang pantainya kita bisa menjumpai jenis pantai yang berbeda. ada pantai yang berbatu karang halus namanya kalo gak salah ingat Koako. setelah itu ada juga pantai berpasir putih dan herannya lagi ada juga pantai yang berpasir hitam.

pantai yang jadi favorit diz adalah pantai Ruta. selain bersih pantai ini memiliki ombak yang tingginya melebihi tinggi normal orang dewasa, so pas banget buat berselancar. selain itu diseberang jalan terdapat danau kecil (kira-kira berdiameter 10 m) yang airnya tawar dan jernih banget. kolam (lebih pantes disebut kolam kali ya!) ini emang dibuatkan bagi orang-orang untuk mandi sehabis berenang di air asin.

diz masih ingat, saking cintanya diz sama pantai dan laut Ruta itu diz ingin terus mandi disitu. yah namanya juga anak kecil maunya main melulu. smpai waktu sore tiba dan diz harus naik trus ganti baju. tapi dasar anak nakal setelah ganti baju, diz penasaran mau merasakan serunya dipukul ombak di tepian pantai. momentnya pas banget, ada ombak yang besar banget menuju pantai. awalnya takut (takut terbawa arus) tapi karena diajak oleh seorang kakak yang cantik wah langsung semangat! kami duduk di tepian pantai dan menunggu detik-detik tersiram ombak setinggi 2 meter. dan byur!! Luarrrr Biasa! basah semua. dan seperti akhir anak-anak nakal lainnya diz langsung diomelin gak bisa dibilangin kamu ya! tak cukup sampai disitu diz harus pulang dengan baju kedodoran milik ayah.

Sadar! dah nyampe di Pare, hampir aja dibawa ke sidrap! sebenarnya Indnesia memiliki potensi laut yang luar biasa tapi seabrek masalah yang melanda negri dan kurangnya promosi membuat laut-laut itu seperti mutiara yang tersembunyi jauh di dalamnya samudra.

1 Comment:

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.