Senin, Juni 02, 2008

Senin, Juni 02, 2008 - , No comments

Yang Pernah Menorehkan Cinta


hatiku sempat berdesir menonton trailer film yang memuat kisah hidup beliau. Beliau..pernah menorehkan tangis di hatiku.

saat keraguan akan tapak yang lelah mempengaruhiku.. pada senyumnya bersahaja kata kesejukan, kucoba temukan asa yang kupikir moga bisa menjelaskan arti letihku. dan benar, kutemukan arti letihku.... arti yang tak pernah bisa didefenisikan dalam hidupnya sebagai kata lelah. dan cukup menggores hatiku, dia kutipkan istirahatnya pemuda itu nanti...saat ia melangkahkan kakinya ke surga.

Lalu pengorbanan yang kulakukan bagai debu-debu bertaburan di udara. tak lagi bisa kumakna apa namanya, melainkan riya dan kesombongan. lalu kuberdiri di titik nadir menjadi nol dan bukan sesiapa. kusapa lembar-lembar hidupnya dan kulihat diriku tiada terbaca.

Lalu butir-butir kepengecutan hanya membuktikan betapa sedikitnya keikhlasan yang kusertakan dalam jejak-jejak ini. lalu jika itu yang kuanggap besar, yang dalam rentetan hidupnya hanyalah satu dari sejuta kebaikan, bisakah kusapa mereka yang sepertinya dalam maha indah firdaus?

Lalu bergetar tangan ini untuk teruskan rasa malu membaca huruf-huruf ceritamu. begitu takut kehilangan kepercayaan diri bahwa AKU TELAH MELAKUKAN BANYAK dan ternyata tak lagi ada.

Lalu kutemukan diri ini terhampar dalam labirin, mencoba lagi belajar apa arti perjuangan. dan dia satu yang mengingatkan bahwa ku telah berada jauh dari-Nya. jika kita bisa bertemu ... entah dimana, bolehkah kusapa dengan cinta "ustadz..., jazakillah".

Buat Ka Mala:
Thanks buat buku Episode Cinta Sang Murabbi-nya.

Kunjungi situs Sang Murabbi disini

0 Comment: