Kamis, November 20, 2008

Kamis, November 20, 2008 - No comments

The Class 58


Andrew Elliot takut setengah mati menghadapi reuni. Dua puluh lima tahun telah berlalu sejak ia lulus dari Universitas Harvard. Sudah jadi apakah mantan teman-teman sekelasnya sekarang? Setahunya kebanyakan dari mereka berhasil meraih kesuksesan. Mantan teman sekamarnya sekarang menjadi kandidat menteri luar negeri. Salah satu temannya yang dulu miskin kini menjadi dekan. Seorang lagi, yang dulu selalu diremehkan, mencapai puncak prestasi sebagai pemusik terkenal. Sementara dalam hidupnya sendiri, Andrew tidak memiliki apa pun untuk dibanggakan. Semua itu membuat ia kian terpuruk dalam perasaan rendah diri. Tapi benarkah hidupnya gagal total?

Dalam reuni yang dramatis itulah ia menemukan betapa mahal harga yang harus mereka bayar, betapa pedih rasa sakit yang mereka alami demi mencapai keberhasilan itu. Dan Andrew Elliot ikut berpusar---terombang-ambing di tengah gairah, tawa, tragedi, dan ambisi tak terkendali anggota Kelas 58.

----

awalnya mendengar judul ini sempat memprediksi mungkin ini cerita tentang sekolah? dan nyatanya emang benar tapi tidak sekedar sekolah! ini adalah cerita kampus harvard, mungkin itu yang membuatnya istimewa.

pada dasarnya Harvard memang bukanlah yang nomor satu di Amerika, tapi tetap saja ia merupakan salah satu yang paling bergengsi di dunia (and well.. yang tertua di Amerika). dan dengan elegannya, Erich Segal bercerita tentang cerita pemuda-pemuda yang harus melewati banyak hal di Harvard.

tahun-tahun pertama, sudah ada yang harus tergeletak di rumah sakit atau bahkan bunuh diri karena stress dengan persaingan yang begitu ketat. ada juga yang gigit jari karena tidak mendapatkan undangan masuk klub hanya karena yahudi meskipun menjadi bintang/BMOC (Big Man On Campus)di kampus sekalipun (realitas memang mebuktikan bahwa meskipun Amerika selalu menggaungkan HAM, ternyata diskriminasi ras tidak pernah terlepas dalam hidup sehari-harinya). baca aja kutipan-kutipan berikut:

"Syukurlah aku datang kemari dengan rasa rendah diri yang terpupuk baik. sebab, kalau aku datang secongkak seperti sebagian besar anak-anak pada hari pertama kami menendang-nendang bola, aku mungkin akan menerjunkan diri ke sungai Charles.

"Gilbert, kau tak tahu orang sinting macam apa yang mereka terima di Harvard. DD hanya sekadar riak kecil dibanding kasus sinting yang kulihat"

"setelah menutup pembicaraan, aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, kenapa George harus bertindak begitu (bunuh diri-red). dia punya begitu banyak alasan unutk hidup.
mungkin dia hanya tidak tahu caranya merasa bahagia
itulah satu-satunya hal yang tidak bisa mereka ajarkan pada kami di harvard

t
api gak gak se-seram itu juga... banyak kata-kata bijaksana dan nilai-nilai kebaikan yang terkandung di dalam novel ini, seperti misalnya sang tokoh Utama Andrew Eliott. dia berasal dari keluarga Eliot yang cukup terkenal dan dihormati, kaya, beradab, sopan dan satu hal sangat baik. dia bahkan tidak menjadi sesiapa setelah lulus dari Harvard jika dibandingkan dengan teman-teman sekamar atau bahkan yang pernah diremehkannya tetapi ia bisa bertahan dengan keidupan yang keras itu dengan menjadi manusia yang paling setia kawan...

all and all baca aja deh! moga bisa jadi referensi yang menambah wawasan....

0 Comment: