Kamis, Maret 28, 2013 -
Movie,Pendidikan
No comments
Kesulitan Belajar Pada Anak ; Disleksia
Tulisan ini terinspirasi oleh fim Taree Zamen Paar. ini salah satu recommended movie bagi para pendidik. film asal bollywood ini berkisah tentang seorang anak yang mengidap diseleksia namun tidak disadari oleh kedua orang tuanya sehingga mereka sering memarahinya bahkan sampai "mengusir" sang anak dari rumah. Thanks Allah, guru anak ini cukup cermat menangkap gejalanya sehingga dengan perlahan membimbing sang anak untuk dapat melewati kesulitannya.
Disleksia,
Kelainan ini memang belum terlalu umum apalagi jika orang tua tidak terlalu intens membimbing anak dalam belajar atau jarang untuk sekedar berkomunikasi dengan mereka.Saya juga seringkali sulit membedakan anak-anak yang "kurang" dalam kecakapan bahasa dengan si diseleksia ini. sebenarnya apa itu disleksia (dsylexia : English) ? Dyslexia berasal dari kata Yunani, "dys" berarti kesulitan dan "lexis" berarti kata-kata. Menurut Abigail Marshall seperti yang ditulis oleh Lily Djokosetio dalam bukunya Perkembangan Otak dan Kesulitan Belajar Pada Anak, Disleksia adalah kesulitan belajar yang berkaitan dengan masalah bahasa tulisan seperti membaca, menulis, mengeja (dan dalam beberapa kasus ditemui kesulitan dengan angka) karena adanya kelainan neurologis yang kompleks. karena agak sulit untuk mengenali kelainan ini pada anak makanya sering dijuluki hidden disability.
dari blogwalking yang sy lakukan berikut ciri-ciri diseleksia :
- Pada awal pertumbuhan, biasanya pengidap kelainan disleksia akan terlambat berbicara, seringkali pengucapannya bermasalah dan terbalik, misalnya muka mami bisa diucap kamu mima, anak juga kesulitan menambah kosakata baru khususnya sangat sulit mencontohkan kosa kata yang rima-nya sama seperti satu, ratu, batu dll.
- Pada level usia TK, anak sering melakukan kesalahan ejaan dan pemakaian yang konsisten, misalnya sering salah menulis b dengan d, atau m dengan n, p dengan q, mereka juga sering melakukan kesalahan transposisi misal menyebut lift dengan fit dsb.
- pada tahap selanjutnya, meskipun kemudian anak mampu melewati kesulitannya namun pada tahap perkembangannya, keterlambatannya dalam pengembangan bahasa khususnya membaca dan menulis akan sangat mempengaruhi psikologi anak. biasanya gejala yang timbul adalah ngambek belajar, tidak PD, dan tidak mau tampil di depan kelas dan diskusi
Hal ini sangat mempengaruhi masa depan anak kita, apalagi jika sudah mempengaruhi psikologi dan merasa sangat bodoh dan idiot. Lalu apa yang harus dilakukan? Anak yang mengidap disleksia sangat membutuhkan support yang bersifat emosional, banyak hal yang bisa qt lakukan misalnya saja dengan langkah-langkah berikut ini :
- Kenali disleksia, identifikasi jenis disleksia ana, kenali kelemahan-kelemahannya. Dari pengenalan ini kita mampu merencakan program dan tahapan apa saja yang akan kita ambil dalam mengatasi kesulitan anak. berikan pemahaman dengan anda sebagai model, misalnya buatlah sebuah kesalahan "yang wajar" dan berikan pemahaman pada anak bahwa kita bisa belajar dari kekurangan dan kesalahan.
- Membimbing anak dan mengatasi kekurangannya pada area "kelebihan" atau "kekuatannya". misalnya anak kita sangat peka dan tanggap pada audio atau pada visual maka rangsangan pembelajarannya harus pada area2 tersbut.
- Memberikan penghargaan dan rangsangan yang tepat pada kecerdasan alami anak
Sebagai seorang ibu atau pendidik, kita jangan putus harapan terhadap apa yang terjadi pada anak kita, karena anak yang mengidap kelainan ini memiliki IQ dan kecerdasan diatas rata-rata seperti penderita Disleksia yang sangat terkenal ; Leonardo da Vinci, Albert Eisntein, Thomas Edison, Bill gates dan lainnya.
Senada dengan yang diungkapkan oleh Ronald D Davis dan Eldon Braum dalam bukunya Gift of Dyslexia ; why
some of the smartest people cant read and How They Can Learn. Umumnya penderita kelainan ini memiliki bakat yang tidak umum bahkan diatas rata-rata. hal ini dikarenakan penderita disleksia mengaplikasikan semua indranya untuk berlangsung dalam proses berfikir atau yang disebut dengan istilah multi-dimensional thinking, dibandingkan dengan orang awam yang hanya menganut sistem berfikir verbal. Selain mereka sangat kreatif, intuitif, dan rasa ingin tahunya sangat tinggi, mereka juga memiliki tingkat imajinasi yang "padat". dengan kelebihan inilah mereka kemudian bisa lebih sensitif dan waspada terhadap situasi dan lingkungan, mereka juga memiliki pemahaman yang sangat dalam -deep level- pada pengethuan yang mereka peroleh melalui pengalaman-pengalaman.
jadi bunda, jika hal ini terjadi pada anak kita, semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah untuk membimbing mereka menjadi teladan-teladan sholeh yang jenius...
semoga bermanfaat bunda, saatnya saya harus sholat. gantungkan selalu hidup kita pada Allah dan share the truth to the world.. salam Disa
Referensi
1. Lily Djokosetio Sidiarto : Perkembangan Otak dan kesulitan belajar pada ana, UI Press 2007
2. Ronald D Davis dan Eldon Braum Gift of Dyslexia ; why some of the smartest people cant read and How They Can Learn
3. WebMD Medical Reference From Healthwise; Dyslexia : Helping Your Children
http://children.webmd.com/tc/dyslexia-helping-your-child